Hikmah Hari Ini :
"Kaya yang Sebenarnya Adalah Ketenangan Jiwa"
Kekuatan di Balik kerapuhan
Pukul empat pagi, adzan shubuh belum berkumandang, namun suara kokokkan ayam dari belakang rumahku sudah terdengar saling bersahutan. Aku terbangun dari tidur dan merasakan sepi. Ku pandangi wajah ibu disampingku, wajah yang lelah itu masih terlelap. Kupandangi sosoknya, sosok manusia yang paling kucintai, sosok yang telah membuatku ada di muka bumi ini. Ibu yang telah melahirkan, menyusui, melindungi, menjaga, dan mempersiapkan segala kebutuhanku. Yang dengan setia menemani dan menyayangiku sampai saat ini. Seberapa besar pun aku membayarnya, tak akan cukup membalas semua kebaikan yang telah ibu berika padaku. Kulirik lagi wajah nenekku, adikku, dan kakakku. Mereka masih tertidur pulas. Mereka semua adalah semangatku untuk selalu bangun pagi. Namun pagi ini aku tak bersama semangat itu. Keringatku bercucuran. Aku meriang, kepalaku pusing. Aku sakit, badanku panas dingin. Aku merancau seorang diri.… Ya Allah, kuatkan hambaMu yang lemah ini, kuatkan,, kuatkan Ya Allah…
Saat mereka menanyakan keadaanku. Aku ingin sekali menjelaskan kondisiku, mengapa aku bisa seperti itu. Yang jelas, Aku tidak punya masalah serius. Mungkin bila ada masalah kesulitan ekonomi, itu sudah menjadi rahasia umum, dan aku yakin hampir seluruh sahabat kampus mempunyai masalah itu. Namun, jujur, aku hanya lelah, kurang istirahat, telat makan, dan yang lebih penting lagi, kurang mendekatkan diri kepada Allah. Aku sangat mengakui itu. Sebagai manusia biasa, ada kalanya iman itu pasang surut naik turun. Dikala turun itu lah, aku harus kembali kepada Allah, membenahi diri dan menguatkan kembali iman itu. Itulah jalan satu-satunya yang harus kutempuh; meluangkan waktu lebih banyak untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar